Agar Seks LUAR BIASA
Agar Seks LUAR BIASA | |
![]() Kehidupan pasangan Ardi dan Emma boleh dikatakan bahagia. Melewati usia lima tahun pernikahan, mereka tetap rukun, serba kecukupan, dan telah pula dikaruniakan dua orang anak yang sehat. Hanya saja, hampir dua bulan belakangan mereka merasa adanya kemunduran dalam kehidupan seksual. Mereka sering merasa cepat lelah dan stamina merosot, sehingga gairah pun hilang. Untuk mendapatkan kehidupan seksual yang luar biasa, tak cukup hanya dengan menjaga cukup hanya dengan menjaga kebugaran atau kesehatan tubuh secara umum. Pasangan juga harus mampu berkreasi dalam banyak hal, mulai dari komunikasi, kesamaan persepsi dalam hal mencapai kepuasan seksual, serta perlu kecerdasan untuk memaknai hubungan tersebut. "Seperti halnya pengetahuan lainnya, masalah seks juga harus dipelajari, baik itu dari kasus dan pengalaman orang lain, melalui buku atau pendapat dokter ahli. Itu membuat orang akan paham, termasuk dalam mencari solusi atas berbagai hambatan dalam hubungan seksual," ungkap Dr. Nugroho Setiawan, Sp.And., androlog dari Klinik Grasia, Jakarta. Harus dipelajari ![]() Selanjutnya huungan itu pun rentan menjadi sebab terjadinya perselingkuhan dan perceraian. Karena itu, kreasi dan kecerdasan dalam hal seksual diperlukan untuk menekan risiko hubungan pasangan yang meluncur ke arah ketidakharmonisan. Kecerdasan tidak bisa dipisahkan dengan persepsi positif. Dalam hal ini pasangan dituntut untuk memiliki persepsi yang baik atas kehidupan seksual. Angapan bahwa seks merupakan hal tabu harus dibuang jauh-jauh. Dengan pemikiran ini, baik perempuan dan laki-laki dapat secara terbuka mengungkapkan hambatan atau ketidakpuasan dalam kegiatan intim mereka. Kecerdasan dan kebugaran mental akan membawa mereka pada sikap tenang atau rileks saat mengkomunikasikan gangguan tersebut. Sering kita dengar tentang letupan emosi atau kemarahan yang meledak, gara-gara kegagalan berhubungan seks. CAra seperti ini jelas tidak menawarkan solusi apapun. Sebaliknya cenderung mudah menimbulkan rasa bersalah pada salah satu pihak dan menyisakan konflik yang menganga. Juga harus disadari bahwa perempuan boleh bersikap aktif dalam berhubungan seks. Tak cuma suami yang harus selalu memegang kendali atas kegiatan tersebut, sementara sang istri menjadi 'patung'. "Interaksi ini akan lebih baik jika dibangun atas keaktifan kedua belah pihak. Sikap aktif dan kenikmatan seksual atau orgasme bagi perempuan sama sekali bukan dosa. Jadi nikmatilah sesering Anda mampu," ujar Dr. Nugroho. Bila kenikmatan seksual hanya dirasakan oleh salah satu pihak, akan cepat menimbulkan kejenuhan. Tak hanya bagi pasangan yang telah lama menikah, tetapi juga beresiko bagi pasangan baru. "Pada pasangan lama, kejenuhan seksual terutama disebabkan oleh monotoni, baik dalam hal suasana mauoun perilaku seksual, "tutur Prof. DR. Wimpie Pangkahila, Sp. And., FAACS., Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali ini. Supaya kontak seksual dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan, perlu adanya kreativitas dari masing-masing pasangan ini. Penyebab Mayoritas ![]() Menurut Prof. Wimpie, seksualitas dalam perkawinan mempunyai empat dimensi, yaitu prokreasi, rekreasi, relasi dan institusi. Prokreasi artinya menghasilkan keturunan atau generasi penerus. Rekreasi mengandung pengertian kesenangan, yang berhubungan dengan kenikmatan dan kepuasan seksual. Dan itu harus diusahakan bersama-sama. Dimensi relasi berarti kehidupan seksual berfungsi sebagai pengikat yang akan lebih mempererat hubungan batin suami dan istri di alam suatu institusi, yaitu lembaga perkawinan. Keempat dimensi ini dapat dicapai, jika tidak ada gangguan seksual dan reproduksi, baik di pihak laki-laki maupun perempuan. Di dalam perkawinan, kehidupan seksual seseorang mengalami penyesuaian karena hadirnya orang lain, yaitu suami istri. "Suami atau istri tidak lagi hanya berkepentingan dengan seksualitas dirinya, tapi juga dengan pasangannya. Maka dia harus melakukan penyesuaian dengan seksualitas pasangannya. Tanpa itu akan timbul masalah seksual," sebut Prof. Wimpie. Bebrapa masalah yang dapat dialami pasutri antara lain, faktor fisik yang secara umum menjadi penyebab mayoritas penurunan kualitas hubungan seksual. Stamina dan kebugaran fisik memberikan efek langsung terhadap kesehatan tubuh secara utuh. Masalah kebugaran fisik ini sering dipengaruhi oleh pertambahan usia, yang menyebabkan respon faali organ seks menurun. Sensitivitas susunan saraf melorot, dan kecepatan terangsang terhadap stimulan (rangsangan) seksual pun menjadi lambat. Kondisi ini pada setiap orang tentu berbeda tingkatannya. Konsumsi Gizi ![]() Pada perempuan, penurunan seks cenderung disebabkan oleh sindrom pasca menapouse. Gejalanya, sering mengalami gerah (hot flush), kulit dan vagina mengering, sulit tidur, kelelahan yang amat sangat, berkeringat dimalam hari, dan cepat emosi. Masalah lainnya yang mempengaruhi kehidupan seksual adalah perubahan mental seperti menurunnya keprecayaan diri, depresi, gairah kerja merosot, vitalitas hidup menurun, putus asa dan stres. Kondisi ini dapat berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat, atau lingkungan kerja. Ditambah lagi kondisi fisik yang semakin menurun. sehingga kemampuan menanggulagi stres dan gangguan jiwa juga menurun. Agar hal ini tidak terjadi, perlu dilakukan usaha secara terus menerus. Diantaranya berolah raga secara teratur, istirahat cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Olahraga secara teratur akan memperlancar peredaran darah dan membantu mengembalikan fungsi organ-organ seksual. Lebih dari itu, olahraga juga dapat mencegah berbagai penyakit yang mungkin akan mengganggu fungsi seksual. Jika tubuh sudah merasa letih karena aktivitas atau pekerjaan, berikan waktu yang cukup untuk beristirahat. Sekaligus memberikan kesempatan tubuh untuk rileks dan membantu proses pengembalian stamina. Konsumsi makanan sehat dengan gizi yang seimbang akan memastikan kecukupan pasokan protein, vitamin, mineral dan sebagainya. Keindahan kehidupan seksual menag sangat tergantung pada kesehatan fisik dan mental yang prima. Langkah yang perlu diambil adalah melatih mental, sosial, fisik dan spiritual secara menyeluruh. | |
Sumber: Senior |
Post a Comment