Sensasi Seksual ''Daging Kambing''
Banyak orang gandrung mengkonsumsi afrodisiak, alias makanan pembangkit gairah seks, walau khasiatnya masih di belakang mitos.
Konon, yang terjadi pada konsumen afrodisiak sebetulnya hanya dua sensasi. Pertama, sensasi seksual akibat adanya pengaruh afrodisiak terhadap organ tubuhnya. Padahal kerja suatu bahan afrodisiak, mungkin cuma gelitik halus pada saluran kemaluan-kemih belaka (urogenital tract).
Dalam hal ini, sangat mungkin afrodisiak itu mengubah persepsi sipemakai (sugesti), hingga mereka merasa hubungan seks lebih lama dan lebih berkesan. Dan kata ahli, afrodisiak memang bisa memicu laju aliran darah dalam sistem saraf, sehingga rangsangan seks meningkat pesat.
Pada pria, khasiat afrodisiak terlihat dari maksimalnya ereksi dan daya tahan penis. Hal ini memungkinkan pria mencapai puncak terbesarnya, sebab stimulan saraf lebih peka dan laju aliran darah lebih cepat. Tapi lagi-lagi, ternyata tak semua pria mampu merasakan khasiat afrodisiak itu.
Sensasi kedua, adalah sensasi bersifat psikologis, yang lebih dipengaruhi oleh mitos, kultur, dan obsesi pribadi tentang kenikmatan atau kejantanan. Dalam hal ini, afrodisiak menjadi sebuah expectancy effect bagi pemakainya.
Artinya, jika orang berpikir bahwa dengan makan daging kambing seksnya akan kuat, maka perasaan itu akan memberinya sensasi yang begitu sehabis menyantapnya. Nyatanya, informasi atau harapan seperti itu, lebih banyak merupakan warisan.
Berdasarkan studi, daging kambing nampaknya tergolong afrodisiak yang hanya memberi expectancy effect, sebab secara ilmiah belum ditemukan zat berkhasiat yang mampu menambah libido pria, apalagi potensi ereksi. Sedang bumbu masak seperti merica, biji pala, justru memberi sensasi hot.
Kesan hot juga dapat dikaitkan dengan tingginya faktor SDA (Specific Dynamic Action) suatu bahan makanan. Semakin tinggi SDA suatu bahan makanan semakin memberikan rasa hot pada tubuh yang mengkonsumsinya. Rasa hot begini yang mungkin dipersepsikan sebagai bergairah secara seksual juga.
Anda pernah nyoba? [*/imaulana] (Astaga.com)
Konon, yang terjadi pada konsumen afrodisiak sebetulnya hanya dua sensasi. Pertama, sensasi seksual akibat adanya pengaruh afrodisiak terhadap organ tubuhnya. Padahal kerja suatu bahan afrodisiak, mungkin cuma gelitik halus pada saluran kemaluan-kemih belaka (urogenital tract).
Dalam hal ini, sangat mungkin afrodisiak itu mengubah persepsi sipemakai (sugesti), hingga mereka merasa hubungan seks lebih lama dan lebih berkesan. Dan kata ahli, afrodisiak memang bisa memicu laju aliran darah dalam sistem saraf, sehingga rangsangan seks meningkat pesat.
Pada pria, khasiat afrodisiak terlihat dari maksimalnya ereksi dan daya tahan penis. Hal ini memungkinkan pria mencapai puncak terbesarnya, sebab stimulan saraf lebih peka dan laju aliran darah lebih cepat. Tapi lagi-lagi, ternyata tak semua pria mampu merasakan khasiat afrodisiak itu.
Sensasi kedua, adalah sensasi bersifat psikologis, yang lebih dipengaruhi oleh mitos, kultur, dan obsesi pribadi tentang kenikmatan atau kejantanan. Dalam hal ini, afrodisiak menjadi sebuah expectancy effect bagi pemakainya.
Artinya, jika orang berpikir bahwa dengan makan daging kambing seksnya akan kuat, maka perasaan itu akan memberinya sensasi yang begitu sehabis menyantapnya. Nyatanya, informasi atau harapan seperti itu, lebih banyak merupakan warisan.
Berdasarkan studi, daging kambing nampaknya tergolong afrodisiak yang hanya memberi expectancy effect, sebab secara ilmiah belum ditemukan zat berkhasiat yang mampu menambah libido pria, apalagi potensi ereksi. Sedang bumbu masak seperti merica, biji pala, justru memberi sensasi hot.
Kesan hot juga dapat dikaitkan dengan tingginya faktor SDA (Specific Dynamic Action) suatu bahan makanan. Semakin tinggi SDA suatu bahan makanan semakin memberikan rasa hot pada tubuh yang mengkonsumsinya. Rasa hot begini yang mungkin dipersepsikan sebagai bergairah secara seksual juga.
Anda pernah nyoba? [*/imaulana] (Astaga.com)
Post a Comment